Senin, 03 Februari 2014

Akhir Cerita Kita

Gundah,gelisah, was-was semua yang kurasakan. Sakit hati ini menjalar ke semua bagian tubuhku, sunggu benar-benar sakit. Aku merasa seperti digantung, ya memang digantung. Dia telah menggantung hubungan ini. Hubungan ini menjadi tidak jelas, aku merasa seperti bukan kekasihnya lagi. Sungguh aku tak menyangka akan begini. Di kelas, kamu mengacuhkanku, tertawa dengan yang lain. Sedangkan denganku? Memandang saja enggan. Apa memang ini adalah akhir cerita kita? Aku tak ingin ini berakhir secepat ini. Begitu banyak pengorbananku untukmu, tapi hubungan kita hanya sebatas seperti ini?
Ku beranikan mengajakmu chat untuk menanyakan soal ini. Tampak jelas kamu telah kembali menjadi sosokmu yang dulu, sosok cuek, masa bodoh dan sifat-sifat jelek lainnya. Langsung to the point kutanyakan apakah rasa bosan telah menghantuimu sehingga membuatmu seperti ini kepadaku. Tidak tau, itu jawabanmu. Sakit. Lalu kuberanikan diri menanyakan, kenapa dia berubah. Lalu kulihat dia sedang mengetik pesan. Lalu terkirim, ku buka pesan itu. Sontak hatiku benar-benar hancur berkeping-keping. Sakit, pilu, benar-benar sakit melihat jawabanmu itu.
Lalu kutelfon semua sahabat-sahabatku. Mereka semua memberiku semangat, dan member saran agar aku menyudahi saja hubungan itu jika memang dia bilang begitu. Air mataku yang terus menetes semakin membanjiri wajahku, sungguh aku sangat menyayangimu. Aku ga mau hubungan kita berakhir sampai di situ saja. Tapi kamu yang membuatku harus memutuskan ini. Ke mana semua janji-janji mu yang akan selalu disampingku? Ke mana janji-janjimu tidak akan mengecewakanku?  Semua harapanku pupus saat melihat isi pesanmu itu.
Akhirnya, ku rasa ini yang terbaik. Ku ketikkan pesan untuk memutuskan hubungan ini, mengucapkan terimakasih karena semua kenangan kita, mengucapkan terimakasih untuk 2 bulannya, mengucapkan terimakasih untuk semuanya.
Air mata ini mengalir persis seperti air hujan. Semua kenangan ku dari awal mengenalmu kembali terputar, sikap cuekmu dulu, hingga saat kamu menyatakan perasanmu padaku, hingga saat itu. Tuhan? Apa aku pantas untuk mendapatkan perlakuan seperti ini? Apa aku pantas disia-siakan seperti ini? Apa aku pantas dipermainkan seperti ini?
Sejak saat itu, 14 Januari 2013. Hidupku kembali berubah. Hidupku kembali sepi tanpa pesan-pesan sayang darimu, hp ku sepi tanpa emot-emot romantis, hp ku sepi dari semua panggilan-panggilan sayangmu dulu. Aku rindu kamu, aku ingin kita kembali lagi, tapi kurasa itu hanya mimpi. Kita tak mungkin bersama lagi. Sampai saat ini aku masih sangat menyayangimu
Baiklah, biarkan hidupku kembali mengalir seperti air. Ku coba relakan kisah cinta kita yang telah berakhir. Ku harap kamu mendapat sosok yang lebih baik dariku. Ku coba tersenyum atas kebahagianmu walaupun itu sakit dalam hati ini.
Terimakasih untuk kisah ini, terimakasih telah mengajarkan aku tentang cinta sejati