Minggu, 04 Agustus 2013
JUNE (Part 1 of 2)
DUA BULAN
KEMUDIAN
Bulan ini
sudah Bulan Juni, tak terasa waktu terus berputar dan terus berubah. Tapi
perasaan ku padamu tetap sama. Sebulan yang lalu tidak begitu menarik padaku.
Setiap hari hanya mengolok-ngolok kamu dan sebagian mendapatkan perlakuan cuek
darimu. Tapi aku tetap bersabar, tetap menyayangi kamu meskipun kamu berlaku
seperti itu padaku.
Sudah
bulan Juni berarti sebentar lagi ulangtahun ku. Aku berharap KAMU mengucapkan
selamat ulangtahun padaku. Seperti aku mengucapkan itu padamu, dan kamu akan
datang ke acara ulang tahunku. Aku benar-benar berharap itu terjadi.
Sebentar
lagi juga kenaikan kelas. Di saat orang lain termasuk aku sedang giat-giatnya
belajar agar bisa mendapatkan peringkat dan naik kelas. Sedangkan kamu? Sedang
asik-asiknya dalam pertandingan bola LPI itu. Sebenarnya, di lubuk hatiku yang
paling dalam aku khawatir padamu. Khawatir nilai-nilai ulangan semestermu bisa
anjlok. Khawatir peringkat di kelasmu bisa menurun. Tapi? Siapa aku :’). Orang
tuanya ngijinin aja kok. Kenapa kamu yang khawaatir tih? Hahaha :’D. Sudahlah,
biarkan itu semua kamu yang menanggung. Aku tidak berani untuk ikut campur.
Setiap
hari, ku lihat sosok mu di Koran lokal. Kamu bersama teman-temanmu anak bola
yang ikut LPI setiap hari menjadi berita di Koran. Sering terselip namamu di
berita itu. Begitu tentram hatiku melihat namamu itu. Sosok anak remaja
bernomor punggung 8 yang dengan piawai menggiring bola ke gawang.
Tak terasa
Tim Bola Spendu akhirnya masuk final LPI. Selangkah lagi spendu akan menjadi
juara LPI dan selangkah lagi wish mu saat ulangtahun akan tercapai. Sungguh
bahagia melihatnya. Besok adalah final LPI itu, dan besok juga masih Ulangan
semester dengan mata pelajaran matematika, pelajaran yang tidak begitu ku
kuasai. Aku sangat sangat sangat sangat ingin sekali melihatmu bermain dan
melihat wish mu yang akan tercapai. Aku ingin menjadi salah satu orang yang
melihat keberhasilanmu. Aku juga ingin melihat Spendu menjadi juara LPI untuk
pertama kalinya. Tapi aku juga ingin mendapatkan keberhasilan dalam menjawab
soal matematika itu. Aku bingung harus memilih yang mana? Kamu atau pelajaran?
Dengan sedikit keraguan, aku memilih untuk menonton kamu bertanding. Bersama
Neta,Via dan Titan(Sepupu Via). Kami ber-4 meluncur ke lapangan Atletik saat
sebelumnya berkumpul di rumah Via.
Pertandingan
berlangsung seru. Kadang-kadang teriakan dari mulutku dan ketiga teman-temanku
tanpa sengaja keluar untuk menyemangati Tim LPI spendu yang sedang bertanding.
Mataku hanya memandang kearah satu orang. Dan tentu saja itu KAMU. Tak terasa
Babak I sudah berakhir. Aku dan ketiga temanku berpindah tempat ke dekat bangku
cadangan spendu. Banyak pemain spendu yang mengambil air di bangku cadangan
spendu. Ku lihat wajah kelelahan dari para pemain spendu. Keringat mengucur di
wajah dan seluru badan mereka.
Saat KAMU
akan mengambil air mataku tak lepas memperhatikanmu. Sebenarnya rasanya ingin
ngakak ngeliat kamu yang sudah GA PUTIH (item), terus panas-panasan. Makin
nyeleng mukamu J . mana keringetan lagi. Terus kecapean sampe ngangak begitu.
Keliatan
jelas matamu Cuma ngeliat kearah dus air minum itu dan ga mau ngeliat kearah
aku yang persis ada di sebelah dus air itu. Sebenarnya Alhamdulillah kalo kamu
ga ngeliat ke aku. Gimana jadinya kalo kamu ngeliat aku? Di tengah keramian
kayak gini masa mau salting? Malu dong-_-
Bunyi
peluit dari wasit menandakan dimulainya babak ke dua. Para pemain spendu dengan
lincah bermain mencoba memasukkan bola ke gawang. Berkali-kali bola berpeluang
masuk ke gawang. Tetapi semuanya nihil, sampai waktu habis spendu tidak dapat
mencetak gol satupun. Sama dengan spendu, Spenju yang menjadi lawan spendu juga
tidak mencetak gol satupun. Akhirnya diadakan adu pinalti.
Spendu
dalam adu pinalti sudah mencetak 1 gol dari Kak Wisnu. Dan spenju juga sudah
mencetak 1 gol. Dan seingat aku, pemain spendu yang lain seperti Kak Dika, Kak
Hafiz, Angga, Fiqhie dan mungkin ada yang lain, belum berhasil mencetak gol
untuk spendu. Pemain Spenju juga belum ada yang mencetak gol selain yang
pertama itu. Mulai ada kepanikan di pikiranku, apa spendu bisa menjadi juara
LPI? Dan juga apa bisa wish mu itu tercapai? Saat dua pertanyaan itu
menggantung dipikiranku. Ku lihat dari arah tim spendu, KAMU maju menuju kearah
tempat adu pinalti. DEG. Jantungku seperti ingin copot. Aku dan Neta berteriak-teriak
menyemangatimu walaupun kami tidak tau suara kami aku akan sampai terdengar di
telingamu atau tidak.
Tanganku
dingin, jantungku berdebar kencang, mataku tak lepas dari sosok mu yang sedang
bersiap-siap mencetak gol kemenangan untuk Spendu. PRRRIITTTTT. Suara peluit
dari wasit memecah kegaduhan di Lapangan Atletik itu. Semua mata penonton
tertuju ke arahmu. Dan kamu pun mengambil ancang-ancang untuk menendang.
Dan……………………………………………GOOOOLLLLLLLL. Aku tanpa sadar meloncat-loncat kegirangan.
SPENDU MENJADI JUARA LPI dan WISH SAAT ULANGTAHUNMU TERCAPAI. Bahagia rasa ini,
melihat kamu yang menjadi pahlawan bagi Spendu. Tak sia-sia kurelakan waktu
belajarku untuk menonton kamu.
Bersambung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar